Jumat, 26 Februari 2010

MANGAN ORA MANGAN KUMPUL

SETIAP KALI ORANG TUA KITA BILANG " MANGAN ORA MANGAN KUMPUL", KITA AKAN MENERJEMAHKANNYA DENGAN EMOSIONAL DENGAN MENYODORKAN SANGGAHAN MENGAPA TIDAK " KUMPUL ORA KUMPUL SING PENTING MANGAN"?
Kebersamaan itu penting.Saking sangat pentingnya nilai kebersamaan itu,mungkin untuk menggambarkannya orang tua kita lalu menyampaikannya dengan pepatah "Mangan Ora Mangan Kumpul".
Yah,setidaknya itu gambaran yang muncul dibenakku saat memaknai pepatah itu.Setidaknya aku paham betapa nilai - nilai kekeluargaan yang utuh,dimana antara adik dan kakak,ibu dan ayah sampai kapanpun harus utuh.tidak lekang oleh jaman tidak lapuk oleh musim .Meski pergantian generasi dari ayah ke anak turun ke cucu terus buyut kecicit dan seterusnya...
Mengapa kata 'mangan" atau makan yang diambil dalam pepatah ini? Setelah saya pelajari ternyata maknanya sangat dalam.Pengertian "mangan" adalah dalam bahasa Indonesia diterjemahkan 'makan'. Sebuah kata kerja yang menggambarkan aktifitas mengunyah atau memakan apa saja yang bisa dimakan.artinya,makannya orang miskin beda dengan makanya orang kaya.bisa beda harganya beda rasanya beda tempatnya atau mungkin beda gayanya.ada yang makan dengan cuma sambal terasi dengan lalapan daun singkong atau lalapan buah selong (petai cina) hasil memetik di pekarangan belakang rumah,atau juga makan steak sapi impor dengan salad.yang satu makan di lantai rumah dengan gelaran tikar sambil lesehan ,satunya lagi makan dengan gaya eropa di meja makan restoran di hotel berbintang.yang satu makan dengan harga yang sangat murah bahkan mungkin tidak mengeluarkan sesenpun untuk makanan yang dimakan,yang satunya lagi harus membayar ratusan ribu rupiah untuk menu yang dimakannya.sebuah perbedaan jenis,gaya dan harga sebuah obyek makanan untuk sebuah aktifitas "makan" yang dalam terjemahan bahasa jawanya "mangan"....
Wah,...Terus kaitane....
Ya maknanya perbedaan status,kaya miskin,rakyat pejabat,dimata orang tua kita tidak ada, yang ada kalian satu saudara yang harus rukun selamanya ....meski mangan ,ora mangan (nah kalau ini saya terjemahkan bahwa tidak mungkin orang tidak bisa makan,kecuali mulutnya lagi sakit gak bisa ngunyah makanan--, ayam aja yang modal cucuk tok bisa makan---, apalagi manusia mahluk sempurna punya akal punya pikiran punya tenaga punya segalanya--,mahluk sempurna)..... kumpul.
Jangan karena gaya makanya wah (karena orang kaya,pejabat,atasan,penggede) lalu sombong tidak mau ngumpul,rukun,menerima atau menghargai saudaranya yang gaya makanya weh (karena kere,miskin,mlarat jepat,gembel,bawahan) .atau yang kere miskin mlarat jepat minder kumpul,rukun, dengan saudaranya yang kaya.
Jadi,apapun statusnya, saudara tetap saudara harus rukun kumpul (meski terkadang hanya saat lebaran saja) ....mangan ora mangan kumpul...senajan setahun sepisan.Bukan kumpul setiap hari ....namun kumpul dalam pengertian harus rukun ...meski sang adik di Amerika,kakak di jakarta,ayah ibu di desa.Silaturahmi tetap harus dijaga..
Wah..........
Terus bagaimana kalau pepatah itu kita ganti "Kumpul ora kumpul sing penting mangan" ?
Inilah wujud pemikiran orang masa kini,yang cenderung hedonisme,mementingkan diri sendiri,memutuskan tali silaturahmi,dan jauh dari nilai nilai kebersamaan kerukunan dan kemurnian ajaran agama yang kita ikuti.....
Jadilah pengertian pepatah ini menjadi buat apa mikirin orang lain, buat apa mikirin halal haram apa yang kita makan? karena yang penting makan ,maka cara apa saja bisa dilakukan,memeras,menipu, korupsi, ..intinya yang penting dapat makan (dalam kondisi jiwa dipenuhi amarah keserakahan dalam wujud kelaparan) dengan menumpuk kekayaan untuk makan seribu tahun nanti,meski umur manusia paling banter 90 tahun saja).serakah hutan dibabat,laut dicemari,udara dikotori......
We alah......
Parahnya lagi nilai kebersamaan, dan silaturahmi hilang ....ujungnya persaudaraan putus...yang ada berubah menjadi musuh saling serang dan membunuh...
Nah,........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar